Leluasa Mengembangkan Potensi Diri
:: Informasi
Saat memasuki lingkungan sekolah SMP Negeri 27 Kota Bandung, pada Sabtu (28/3) memang tidak tampak Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sekolah di Jalan Yudha Wastu Pramuka 1, Kota Bandung ini, termasuk sekolah yang melakukan KBM Senin sampai Jumat.
Lingkungan sekolah yang bersih, serta jauh dari keramaian dan bising kendaraan bermotor, membuat sekolah yang berada di dalam komplek Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini terasa nyaman untuk melakukan KBM.
Selain kelas dan ruangan guru, terlihat juga beberapa ruangan ekstrakurikuler (ekskul), dan beberapa ruangan lain. Meski ruangan ekskul tidak begitu besar, namun siswa-siswi di sekolah ini cukup semangat menekuni berbagai kegiatan ekskul yang mereka minati. Ini terlihat dari beberapa penghargaan juara tingkat kota, khususnya untuk ekskul Palang Merah Remaja (PMR).
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Negeri 27 Bandung, Giwur Giandono mengatakan, saat ini sekolahnya memiliki delapan ekskul. Yaitu, Pramuka, PMR, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Voli, Futsal, Basket, Pencak Silat, dan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
Memang tidak terlalu banyak ekskul yang kami miliki. Tapi meski sedikit, yang paling penting, ekskul itu bisa berjalan efektif sekaligus dapat menjadi wadah anak-anak didik mengasah minat dan bakat, jelas Giwur Giandono saat ditemui INILAH di ruang kerjanya, Sabtu (28/3).
Dia menambahkan, saat ini dari delapan ekskul yang mereka miliki sekolah, siswa cenderung memilih ekskul PMR. Jumlah anggota PMR aktif saat ini menurut data kurang lebih mencapai 30 siswa. Jumlah itu jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan anggota aktif ekskul lainnya.
Ekskul di SMPN 27 ini ada yang wajib dan ada yang pilihan. Kalau ekskul yang wajib itu sudah jelas Pramuka. Nah, kalau ekskul pilihan yang cukup banyak diminati siswa itu PMR, karena sekolah kita cukup unggul. Ekskul PMR sering juga meraih prestasi, ujarnya.
Selain program pemerintah, penyelenggaraan kegiatan ekskul ini memiliki manfaat yang sangat luar biasa. Sesuai aturan yang berlaku, bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi siswa sesuai dengan minat bakat, kebiasaan, dan kreativitas mereka.
Di ekskul siswa bisa mengembangkan potensi diri masing-masing. Dalam ekskul mereka belajar tentang kebersamaan. Anak-anak pun terbiasa bersikap mandiri jika melakukan kegiatan di luar sekolah. Atau bisa lebih dikembangkan lagi melalui kegiatan ekskul itu adalah bisa bersosialisasi dan menambah kawan, selain itu mereka juga punya tanggung jawab dan banyak lagi manfaatnya, paparnya.
Berbagai manfaat positif dari kegiatan ekskul juga dapat ditularkan kepada adik-adik kelasnya. Di kegiatan ekskul para siswa tidak melulu menekuni kegiatan organisasi, tapi juga belajar lebih kreatif lagi. Meski begitu Giwur Giandono tidak menutup mata, ada sebagian kecil siswa anggota ekskul yang seolah lebih patuh ke seniornya ketimbang kepada guru-gurunya.
Kalau mereka tidak bisa menggunakan waktu sebaik-baiknya akan terjadi semacam keinginan yang berlebihan di kelompok itu, sehingga bisa mengalahkan yang lainnya. Artinya sebagian siswa ke guru itu jadi tidak patuh, tapi mereka patuh ke senior atau pembinanya. Banyak keluhan dari guru ada beberapa anak yang ikut kegiatan ekskul secara berlebihan seperti itu, terangnya.
Untuk mengantisipasi kejadian itu terulang lagi, pihak sekolah melakukan disiplin waktu. Sekolah membatasi setiap kegiatan ekskul hingga waktu yang ditentukan. Jika siswa melakukan kegiatan itu di luar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sekolah, maka siswa itu memiliki izin dari beberapa pihak.
Kita sudah buat aturan, jadi untuk kegiatan ekskul, siswa tidak boleh lebih dari jam lima sore. Kalau lebih dia harus ada izin dari kepala sekolah, pembina, dan orang tua, pungkasnya
Lingkungan sekolah yang bersih, serta jauh dari keramaian dan bising kendaraan bermotor, membuat sekolah yang berada di dalam komplek Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini terasa nyaman untuk melakukan KBM.
Selain kelas dan ruangan guru, terlihat juga beberapa ruangan ekstrakurikuler (ekskul), dan beberapa ruangan lain. Meski ruangan ekskul tidak begitu besar, namun siswa-siswi di sekolah ini cukup semangat menekuni berbagai kegiatan ekskul yang mereka minati. Ini terlihat dari beberapa penghargaan juara tingkat kota, khususnya untuk ekskul Palang Merah Remaja (PMR).
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Negeri 27 Bandung, Giwur Giandono mengatakan, saat ini sekolahnya memiliki delapan ekskul. Yaitu, Pramuka, PMR, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Voli, Futsal, Basket, Pencak Silat, dan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
Memang tidak terlalu banyak ekskul yang kami miliki. Tapi meski sedikit, yang paling penting, ekskul itu bisa berjalan efektif sekaligus dapat menjadi wadah anak-anak didik mengasah minat dan bakat, jelas Giwur Giandono saat ditemui INILAH di ruang kerjanya, Sabtu (28/3).
Dia menambahkan, saat ini dari delapan ekskul yang mereka miliki sekolah, siswa cenderung memilih ekskul PMR. Jumlah anggota PMR aktif saat ini menurut data kurang lebih mencapai 30 siswa. Jumlah itu jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan anggota aktif ekskul lainnya.
Ekskul di SMPN 27 ini ada yang wajib dan ada yang pilihan. Kalau ekskul yang wajib itu sudah jelas Pramuka. Nah, kalau ekskul pilihan yang cukup banyak diminati siswa itu PMR, karena sekolah kita cukup unggul. Ekskul PMR sering juga meraih prestasi, ujarnya.
Selain program pemerintah, penyelenggaraan kegiatan ekskul ini memiliki manfaat yang sangat luar biasa. Sesuai aturan yang berlaku, bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi siswa sesuai dengan minat bakat, kebiasaan, dan kreativitas mereka.
Di ekskul siswa bisa mengembangkan potensi diri masing-masing. Dalam ekskul mereka belajar tentang kebersamaan. Anak-anak pun terbiasa bersikap mandiri jika melakukan kegiatan di luar sekolah. Atau bisa lebih dikembangkan lagi melalui kegiatan ekskul itu adalah bisa bersosialisasi dan menambah kawan, selain itu mereka juga punya tanggung jawab dan banyak lagi manfaatnya, paparnya.
Berbagai manfaat positif dari kegiatan ekskul juga dapat ditularkan kepada adik-adik kelasnya. Di kegiatan ekskul para siswa tidak melulu menekuni kegiatan organisasi, tapi juga belajar lebih kreatif lagi. Meski begitu Giwur Giandono tidak menutup mata, ada sebagian kecil siswa anggota ekskul yang seolah lebih patuh ke seniornya ketimbang kepada guru-gurunya.
Kalau mereka tidak bisa menggunakan waktu sebaik-baiknya akan terjadi semacam keinginan yang berlebihan di kelompok itu, sehingga bisa mengalahkan yang lainnya. Artinya sebagian siswa ke guru itu jadi tidak patuh, tapi mereka patuh ke senior atau pembinanya. Banyak keluhan dari guru ada beberapa anak yang ikut kegiatan ekskul secara berlebihan seperti itu, terangnya.
Untuk mengantisipasi kejadian itu terulang lagi, pihak sekolah melakukan disiplin waktu. Sekolah membatasi setiap kegiatan ekskul hingga waktu yang ditentukan. Jika siswa melakukan kegiatan itu di luar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sekolah, maka siswa itu memiliki izin dari beberapa pihak.
Kita sudah buat aturan, jadi untuk kegiatan ekskul, siswa tidak boleh lebih dari jam lima sore. Kalau lebih dia harus ada izin dari kepala sekolah, pembina, dan orang tua, pungkasnya
Sumber: Koran Inilah
0 comments: